Ice Cream Tandingan
Produk Perusahaan Multinasional
dari Jamu dengan
Nama “Maknyus”
Oleh Dwi Fitra Prihatno
Salam Sejahtera untuk generasi
uranium Bangsa Indonesia. Apa kabar? Somoga saat membaca artikel ini rekan-rekan
selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin. Masih ingat kata “Nefo and Oldefo” dalam buku sejarah masing-masing. Kata ini
disampaikan oleh Bapak Proklamasi kita disalah satu pidatonya? Nefo berarti negara yang tertindas,
negara yang menentang imperialism.
Sedangkan Oldefo adalah sebutan untuk
bangsa penjajah. Dihitung sejak 17
Agustus 1945 bangsa Indonesia telah berumur 70th merdeka,
perlu kita pahami dibalik kata merdeka itu kita masih dalam penjajahan
bangsa barat. Mungkin sekarang kalian berfikir kita sudah merdeka
dari penjajahan, tapi fikiran kalian salah. Sekarang produk yang kalian pegang berasal dari negara
mana? Ini salah satu contoh penjajahan melewati produk-produk transnasional. Yang selalu saya ingat adalah pertanyaan dari Ibu Luwes
“Sudah sepaskah anda dari produk luar negeri pagi ini? Dan anehnya berapa kali
beliau mengajukan
pertanyaan tersebut selalu jawabannya “Belum”. Ini membuktikan kita masih belum
lepas dari produk-produk luar negeri. Lalu apakah kita bisa lepas dari
produk-produk luar? Jawabannya adalah bisa, kita adalah
negara besar yang kaya, tongkat dan batu saja bisa jadi tanaman. Hanya ada dua
pilihan di depan kita, mau dan tidak. Kita harus bisa sedikit demi sedikit
melepas produk-produk luar dan menggantinya dengan produk-produk asli
Indonesia. Memang agak sulit karena produk pakaian, kendaraan, sampai
makananpun kita menginduk dari luar negeri.
Sekarang penulis memiliki pemikiran
kecil tapi mungkin dapat menjadi penyemangat rekan-rekan untuk mencintai produk
dalam negeri. Salah satu kegemaran anak
muda adalah mengkonsumsi ice cream, apakah ada disini yang tidak suka ice cream?
Berbagai ice cream beredar di pasar Indonesai dengan berbagai merek, dan
sebagian besar adalah milik perusahaan Unilever
(Perusahaan Multinasional). Kenapa kita tidak membuat ice cream sendiri yang
dapat mengangkat kekhasan Indonesia. Penulis pernah melakukan kunjungan
Industri disebuah pabrik jamu di Nguter, Sukoharjo bersama anak-anak Pramuka
Jawa Tengah saat Pertihusada V.
Sukoharjo terkenal sebagai
kabupaten pengolah jamu. Saya mencoba akan menyandingkan Jamu dengan produk ice
cream perusahan multinasional. Bisa saja kita membuat produk ice cream dengan
bahan baku jamu. Jika kita mengenal ice cream dengan nama produk “Magnum” kita
bisa namakan ice cream jamu ini dengan nama “Maknyus”, membuat produk tandingannya.
Indonesia terkenal akan rempah-rempah. Jika produk ini dapat terwujud bisa saja
akan melejit, karena rempah-rempah itu banyak jenisnya bukan hal sulit untuk
mencari variasi rasa. Lalu ditinjau dari manfaatnya, ice cream “Makyus” jauh
lebih memiliki kandungan baik untuk tubuh kita.
Proses pengolahaannya sama seperti pembuatan
ice cream biasa hanya bahan coklat bubuk diganti dengan serbuk jamu (Beras
Kencur, Kunir Asem, Jahe, dsb). Kemudian kekalahan kita dari produk luar yaitu
dalam malasah pemasaran dan pengemasan. Untuk pengemasan sebenarnya kita bisa
bekerjasama dengan Sarjana Desing Produk (Despro) yang memang sudah ahli dalam
hal pengemasan produk. Dalam hal pemasaran, hal ini mugkin akan menyulitkan
kita, namun kita juga harus melakukan pendekatan terhadap pemerintah,
pemerintah juga harus memberikan ruang luas untuk melakukan pemasaran
barang-barang dalam negeri hingga dapat menjadi barang Transnasional.
Jika terjadi keberhasilan dalam
pembuatan produk tandingan ini dapat dipastikan akan memicu semangat generasi
muda lainnya untuk menuangkan ide mereka. “Langkah besar memang harus diawali
dengan langkah kecil” harus ada yang memulai sebuah perubahan, harus ada orang
yang menyadarkan orang-orang apatis
di Indonesia. Kita bisa, kita mampu, kita hebat. Itu adalah ide kecil dari saya
semoga kedepannya produk ini dapat dikembangkan.
Sukoharjo, 2 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar