Kamis, 05 November 2015

Tidak Bosan Jadi Pengikut? Kapan Jadi Pemimpin?

Sugeng Enjing para Sobat Budaya,mugi-mugi angsal rahmatipun Gusti Allah SWT. Selamat Pagi, semoga pembaca yang budiman selalu dalam rahmat Allah SWT. Masih dalam suasana sumpah pemuda, penulis ingin menyampaikan pendapat melalui artikel ini.

Sudah 70th kita merdeka namun masih banyak kekurangan di beberapa sektor. Indonesia adalah negara kepulaun yang tersebar sepanjang garis khatulistiwa. Masih ingat sebuah syair lagu "Tongat dan Batu jadi tanaman", sebenarnya syair ini tidak terlalu hiperbola. Karena memang Indonesia memiliki tingkat biodiversitas yang sangat tinggi. Menurut saya Indonesia hanyalah krisis pemimpin, dewasa ini mulai terjadi kemerosotan moral pemimpin (tidak semua). Sehingga masyarakat tidak memiliki sara simpati kepada pemimpin dan mereka menjadi apatis dan kurang pro aktif dalam kemajuan Indonesia.

Kita sebagai Sobat Budaya adalah pelopor pencinta budaya Indonesia, sekarang tugas kita adalah dapat mengajak rekan-rekan kita untuk mencintai budaya Indonesia. Dengan majunya budaya Indonesia akan meningkatkan rasa cinta tanah air, selain itu juga dapat meningkatkan sektor pariwisata budaya kita.

"Be Leader not Follower" kata-kata yang harus selalu kita pegang tegah. Ya, untuk minimal kita dapat menjadi pemimpin untuk diri sendiri dahulu. Gerakan Sejuta Data Budaya termasuk kegiatan kepemimpinan, memimpin diri untuk mengeksplor kekayaan budaya Zamrud Khatulistiwa ini. 28 Agustus 1928 berkumpul pemuda-pemuda Indonesia, pemuda yang memiliki jiwa kepemimpinan kuat akhirnya melahirkan 3 kesatuan yang selalu kita amalkan.

Pendidikan Indonesia termasuk kurang efektif, banyak kegiatan pembelajaran yang menghabiskan APBN. Seperti Kurikulum 2013, berapa banyak negara mengeluarkan dana untuk cetak buku sekolah? padahal di sekolah saya buku tersebut jarang dibuka. Kemudian beberapa guru juga tidak dapat melakukan metode pembelajaran Kurikulum 2013. Sektor kesenian dan kebudayaan adalah sektor yang harus kita bangun, agar Indonesia dapat menjadi destinasi wisata unggulan.

Salah satu budaya Jawa yang menurut saya memiliki nilai pendidikan didalamnya adalah "Tembang Macapat" Didalam tembang tembang macapat disisipkan nilai nilai penting yang dapat kita gunakan untuk bermasyarakat. Berikut tembang macapat buatan saya "Pupuh Khinanti"
Papatuh marang pitutur
Ibu lan Bapak bekti
Tumindak kudu rencana
Enggal lan kudu berbudi
Ra oleh tumindak ala
Amargi pedut ing ati
Dalam temang macapat tersebut memiliki nilai-nilai budi pekerti, sebagai tuntunan murid dalam bersekolah dan berbuat.

Semoga melalui nilai nilai kebudayaan Indonesia kita dapat melahirkan sosok pemimpin yang memiliki nilai budu pekerti luhur. Aamiin

Dwi Fitra Prihatno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar